Cinta laksana air surgawi yang tertuang dalam cawan emas jiwa
Kemudian mengalir basahi bumi bukti ketundukannya
Laksana hymne puji-pujian ia mendakwa
Kemudian menyatakan pengakuan dan kepasrahan padanya
Bukit terjal berbatu, lembah gelap nan licin
Padang gersang membakar, sungai deras menghempas
Demikian tak peduli ia menyusur tuk diikuti
Ia datang untuk dirinya, bukan untukmu
Engkau hanyalah pelayan baginya, bukan majikannya
Ia ada mengadakan dirinya, bukan kau adakan
Engkau hanyalah bukti keberadaannya, bukan ketiadaannya
Ia datang untuk memilikimu, bukan kau miliki
Engkau hanyalah miliknya, bukan milikmu
Ia datang tuk menaklukkan jiwa-jiwa yang angkuh
Runtuhkan tembok kesombongan
Cengkeram jiwa dengan kelembutan sayapnya
Ia hanya ingin menampakkan adanya
Dengan menyatukan dua jiwa
Yang terpisah jiwa raga ruang dan waktu
Bila kau paksa ia, tentulah ia akan menjauh
Karena ia adalah kerelaan
Bila kau mengikat ia, tentulah ia akan berontak
Karena ia adalah kemerdekaan
Biarkanlah ia apa adanya
Tunjukkan pelangi rupanya
Tampakkan kecemerlangan wajahnya
Rasakan kesejukan sentuhannya
Hingga kau lupa pada dirimu
Sesungguhnya ia menempamu, tuk dijadikan persembahan di altarnya
Dan belati yang ia sembunyikan dibawah sayapnya akan menusukKu
Komentar Anda di rwblog.id adalah tanggapan pribadi, kami berhak menghapus komentar yang mengandung kata-kata pelecehan, intimidasi, dan SARA.
EmoticonEmoticon