Coretan Tuhan Tentang Cinta


Ketika rasio tak mampu memaknai rasa
Rasa yang ku siram dengan kefanaan
Ketika rasa menghasut kemaksiatan
Bagaikan air dalam dimensi sucinya Rasa
Partikel demi partikel kucoba menafikkannya
Apa daya sebagai khalifa di muka bumi
Aku hanya setetesan mani yang berlebur dosa
Sesuci sucinya rasa ini, aku tak mampu meMahasucikannya.
Gelora rasa ini, hanya dapat kubatasi
Hanya dapat kubataasi…
Dimana cinta empunya nama
Kurasakan kehadirannya dibalik tatapanmu
Ketika malaikatul jibril merasuki senyumanmu
Senyuman yang terhadirkan kesan indah yang tak tergambarkan
Sekumpulan emosional mencoba menrobohkanku
Melontarkan serangan batin tak terukir duniawi
Deretan getaran yang merambat dalam hakekatnya sebuah udara
Menghasut, menghantam,  serta mencoba merobohkan kisah ini
Namun…
Tatkala malaikatul tertangkap indrawi tercucukan adam as
Dasar demi dasarnya, hukum sebab akibat
Ikut campur tangan Tuhan diatas ketuhanan
Akhir rasa pertolongan mujizat malaikatulku
Tak terlepas dari itu, kedatangan ratusan argumentasi
Berjejeran dogma-dogma terinfeksikan doktrinisme
Molekul-molekul kekuatan argumen menghantam sucinya engkau
Raga iman kepercayaan menggetar, rasio ku memerah, darahku mendidih
Ruhku mulai menafikkan raga ini
Akan tetapi terolehkan itulah
Aku merasai Rasa yang tak terasai
Aku mencintai Cinta yang tak dicintai
Aku Bertahan
Tak usai kisah ini selama ruhku menetap raga
Terkembalinya dirimu dengan sejuta tajamnya ucapanmu
Ketika terlontarkan dari manis bersemayamnya senyumanmu
Lontaran-lontaran yang menusuk rasio rasa ini
Kau hantam tikam jiwa ini
Seakan jadi saksi kepergian Rasulullah saw saat itu
Seakan jadi saksi ketika Tuhanku termutilasi
Kucoba memafkan salah dari kemanusiaan yang berlebur dosa
Hingga  terhadirkan sekumpulan titik cahaya ilahia
Kucoba datangkan Tanya dalam heningnya tafakkur ini
Ketika sebuah takdiratullah yang berkata lain
Mengapa..? Tanya dalam dimensi rasaku
Akan kucoba membunuh tuhan jika aku mampu
Akan kucoba memandamkan Kejamnya neraka ini
Akan kucoba memusnakan surga allah ta’ala
Namun jangan salahkan dimensi pandanganmu Ridha
Terhakikatnya dalam hakikat sehakikatnya realita dalam realitas
Agar tiada lagi yang menyembah nama
Agar tiada lagi yang memuja hanya karena secuil imbalan.
Gambaran yang tak mampu tergambarkan perumpamaan
Itulah engkau… itulah engkau
Penghancur yang tiada kehancuran tersisahkan
Pemberi kasih yang tak terkasihkan
Kesemuaan syair para penyair tak mampu melukiskanMu
Sesemua deretan bait-bait lagu tak dapat menuangkanMu
Bahkan, al-Qur’an pun tak mampu menggambarkan gejolak rasaKu
Sayang nan cinta, hal terbatas untuk terdefinisikan untukmu
Karena yang aku Rasai bukan dirimu yang termaterialisme
Akan tetapi pemilik keindahanmu, asal dirimu, tempat kepulangan dirimu Rezki
Kesemuan manusia tak mampu memaknai rasa ini
Bahkan Tuhan sekalipun.
Jangankan Cinta terikatkan bunga merahnya Mawar, tuhanpun akan kubawakan kepadamu
Karena…
Dibalik senyum manismu yang tak Terlukiskan deretan abjad yang terukir oleh sebuah pena hitamnya tinta, tak ter Tergambarkan makna dalam interaksi penghantar sebuah lisan bibir ini, bersemayam ALLAH TA’ALA
Oleh karena itulah…
Engkau Ridhayatul yang mampu membuatku melayang kehadirat sidratul al-muntaha maka aku bersaksi Tiada Tuhan selain ALLAH dan Muhammad adalah pesuruhNya.
AMIN

Rahman Wangsyah dalam Kitabnya.

2 komentar

ini puisi atau makalah kah?
hahaha

Hahahaha ini adalah jurus Goten dan Gohan yang menjadi satu, di tunggu puisi terbaruta shob

Komentar Anda di rwblog.id adalah tanggapan pribadi, kami berhak menghapus komentar yang mengandung kata-kata pelecehan, intimidasi, dan SARA.
EmoticonEmoticon