Untuk menghalangi kemajuan Islam, ada banyak sekali hal yang membuat umat Islam disibukkan dengan perselisihan dan konflik yg tak berujung pangkal. baik karena umat Islam sendiri mau pun dari tangan2 luar yg memang ingin mengacaukan Islam. ada banyak metode, cara, dan pola yg digunakan oleh musuh2 Islam untuk mengacaukan Islam. salah satunya melalui pembentukan falasi opini; generalisasi!
generalisasi adalah penyamarataan, alias main pukul rata. padahal rumus logikanya jelas; generalisir (main pukul rata) selamanya INVALID. Tetapi ironisnya, falasi seperti ini banyak menjangkiti kepala orang Islam. dan ini pula salah satu alasan utama Islam kacau balau seperti sekarang. beberapa bentuk falasi generalisasi ini di antaranya adalah:
- Islam = Arab
tentu saja niru2 orang Arab ini tidak salah. yang salah kalau menganggap bahwa semua yg berbau Arab itu adalah Islam itu sendiri. sehingga kalau gak mirip orang Arab, berarti bukan orang Islam. lah itu ada budaya ngubur anak perempuan dan perbudakan di Arab, emang itu juga Islam...?
inilah yg lucu dan menyedihkan. padahal jelas, Arab itu urusannya dgn demografi dan ras, bukan aqidah (Islam).
- Madzhab = Agama
ironisnya, sekelompok orang yg terkena virus falasi ini berfantasi bahwa 'madzhab' yg dianutnya adalah agama itu sendiri. sehingga siapa pun yg tidak mengikuti metode dan caranya (madzhabnya) berhak divonis tidak beragama (Islam). inilah yg kemudian melahirkan sikap takfirisme; suka mengkafirkan selainnya, sampai pada titik menghalalkan darah orang yg berbeda dengan kelompok/madzhabnya, dan merasa berpahala ketika memenggal kepala kelompok lain. naudzubillah...
padahal, kalau mau objektif, yang benar-benar layak mengaku Islam itu, dan yang paling benar ya cuma Nabi Muhammad Saw. kaerna beliau yg membawa risalah Islam sendiri. selain Nabi Muhammad Saw (setelah Nabi Muhammad Saw), bagaimana pun tak lebih dari orang-orang yang ingin mengikuti jejak Nabi dgn cara menafsirkan ajaran Nabi. secanggih apa pun usaha tafsirannya, jelas tak bisa menyamai keotentikan ajaran Nabi. tapi minimal mendekati keotentikan (orisinalitas) ajaran Islam yg berasal dari Nabi.
usaha untuk menafsirkan Islam inilah yg disebut 'madzhab'. so, santai aja bro. sesama orang yg menafsirkan, gak usah sok paling bener sendiri. apalagi begaya mengkafirkan orang lain. krn yg paling bener pasti Nabi Muhammad Saw, bukan ente!
- Wahhabi = Salafi
di Indonesia sendiri, jauh2 hari sebelum Wahhabi muncul, pesantren2 di sudut-sudut kampung Indonesia banyak sekali yg menamakan diri sebagai Pesantren Salafiyyah. tetapi sekarang ini, kelompok2 Wahhabi yg ekstrim dan takfiri (Wahhabi yg moderat dan toleran sih tidak mengkafirkan), dalam upayanya mengkafirkan kelompok lainnya (tak hanya Syi'ah yg dikafirkan, Wahhabi takfiri tak segan2 menyerang Sunni, terutama berkaitan dgn ajaran2 ziarah yg dituding syirik, sholawatan, maulidan, dan ajaran2 untuk mengagungkan Nabi dan Keluarganya sbg bid'ah? agar aman mrk seringkali mencatut nama Salafi sbg embel-embelnya supaya didukung oleh masyarakat luas yg memiliki penghormatan pada generasi Salaf.
padahal Wahhabi jelas BUKAN Salafi!
Bahkan, Organisasi Islam Sunni terbesar di dunia, Nahdhatul Ulama (NU) sendiri lahir karena ulah Wahhabi takfiri ini. sebagaimana diterangkan oleh ketua umum PBNU sendiri:
"Harus diingat bahwa berdirinya NU itu adalah karena perilaku Wahabi. Wahabi mau bongkar kuburan Nabi Muhammad, KH Hasyim bikin Komite Hijaz. Waktu itu yang berangkat Kiai Wahab, Haji Hasan Dipo (ketua PBNU pertama), KH Zainul Arifin membawa suratnya Kiai Hasyim ketemu Raja Abdul Azis mohon, mengharap, atas nama umat Islam Jawi, mohon jangan dibongkar kuburan Nabi Muhammad. Pulang dari sana baru mendirikan Nahdlatul Ulama. Jadi memang dari awal kita ini sudah bentrok dengan Wahabi. Lahirnya NU didorong oleh gerakan Wahabi yang bongkar-bongkar kuburan, situs sejarah, mengkafir-kafirkan, membid’ah-bid’ahkan perilaku kita, amaliah kita. Tadinya diam saja, begitu yang mau dibongkar makam Nabi Muhammad, baru KH Hasyim perintah bentuk komite tersebut."
- Syi'ah = Iran
tapi benarkah begitu? ternyata tidak. Syi'ah sudah lama ada di bumi pertiwi. jauh2 hari sebelum Iran jejak2nya sangat banyak. mulai dari Tabuik, bubur merah putih, acara Asyuro, Syi'ah Kuala, dan banyak lagi. bahkan (meski masih diperdebatkan) tercatat Islam yg masuk pertama mewarnai bangsa Indonesia adalah Islam Syi'ah yg kental dgn nuansa esoterisnya.
di Timur Tengah sendiri, mayoritas adalah Muslim Syi'ah. sampai dikatakan jika anda bertemu dengan 3 orang, maka pasti 2 orangnya adalah Muslim Syi'ah. di Libanon sendiri, meski yg berkuasa adalah Hizbullah yg notabenenya Syi'ah, kelompok2 lain tetap aman dan hidup berdampingan.
Komentar Anda di rwblog.id adalah tanggapan pribadi, kami berhak menghapus komentar yang mengandung kata-kata pelecehan, intimidasi, dan SARA.
EmoticonEmoticon