Seperti
yang telah ketahui bahwa ilmu psikologi tidak belajar mengenai jiwa,
namun lebih pada mempelajari gejala-gejala jiwa atau fenomena psikis
manusia (Ki Fudyartanta 2011: 6) yang dapat digolongkan menjadi 3
(tiga) yang disebut sebagai trikhotomi jiwa, sebagai berikut:
-
Gejala pengenalan (kognisi, cipta), seperti pengamatan, pengertian dan berpikir;
-
Gejala perasaan (emosi, rasa) beripa gembira, sedih, heran dan sebagainya;
-
Gejala menghendaki (konasi, karsa) berupa kehendak, keinginan, kemauan yang mengarah pada perilaku.
Istilah
psikologi meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan fenomena
kejiwaan seperti perasaan, angan-angan, pikiran-pikiran, cita-cita,
sikap, kemauan dan lain sebagainya (Ki Fudyartanta 2011: 9). Ilmu
psikologi didalami dengan menggunakan beberapa pendekatan, dengan
pendekatan kognitif ilmu psikologi melihat proses mental manusia yang
dikaitkan dengan persepsi yang terbentuk tentang kejadian, pemikiran
tentang sifat dan proses pengambilan keputusan dalam menghadapi
kejadian tersebut. Sementara dengan menggunakan perspektif sosial,
ilmu psikologi menekankan pemahaman bagaimana emosi, perilaku dan
pikiran muncul pada diri setiap individu yang kemudian dapat
memengaruhi dan dipengaruhi orang lain dalam interaksi yang
dialaminya. Sehingga dapat dikatakan bahwa trikhotomi yang dijelaskan
di atas menjadi dasar bagaimana ilmu psikologi melihat kejiwaan
manusia sebagai satu kesatuan yang utuh.
Jiwa
sebagai sumber setiap perbuatan manusia mempunyai berbagai tenaga,
kemampuan atau kesanggupan sesuai denga fungsinya. Ketiga gejala yang
disebutkan di atas menjadi bagian dari berlangsungnya interaksi dalam
kehidupan sosial yang melibatkan proses komunikasi pada setiap
manusia. Setiap aktivitas manusia, termasuk interaksi dengan
sesamanya, tidak dapat dipisahkan dari fenomena kejiwaan atau gejala
psikis yang dialami dari setiap dari mereka.
Dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan interaksi manusia,
tidak dapat diabaikan unsur kejiwaan dari setiap individunya karena
banyak rencana yang dapat
Berikut
ini dua aspek yang dapat dilihat mengenai kaitan ilmu psikologi dan
komunikasi:
-
Secara historis
Psikologi
pada dasarnya adalah akar dari ilmu komunikasi, selain juga
sosiologi, antropologi dan filsafat. Founding fathers ilmu komunikasi
juga kebanyakan adalah para sarjana yang merupakan pakar ilmu
psikologi seperti Wilbur Schramm, Paul Lazarsfeld, Kurt Lewin dan
yang lainnya (Silakan rujuk Modul Psikologi Komunikasi 1).
-
Secara taxonomi keilmuan
Komunikasi
merupakan alat yang digunakan untuk memenuhi keubutuhan dasar manusia
dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Seperti juga fungsi dasar
komunikasi yang salah satunya adalah sebagai instrumen dalam
interaksi sosial.
Komentar Anda di rwblog.id adalah tanggapan pribadi, kami berhak menghapus komentar yang mengandung kata-kata pelecehan, intimidasi, dan SARA.
EmoticonEmoticon