Setelah yang lalu saya update Cahaya Muhammad sekarang saya akan membahas tentang sebuah hakikat takdir namun sedikit di padukan rasa saat ini.
Didalam logika sesuatu yang paling berharga dan tiada dapat dihentikan adalah
WAKTU, lalu
al-qur'an menggaris besarkannya dengan istilah TAKDIR.
Dari
sebuah Takdir yang ekstensinya adalah waktu, yang tiada pilihan didalamnya,
yang tiada kehendak khalifah didalamnnya. sebuah ketetapan murni dari Allah
azza wa jalla. lalu Aku sebagai hambanya, yang tiada lain dari-Nya, dapat
berbuat apa? Tiada tindakan dan perbuatan yang dapat aku lakukan. ini kisah kita.
bukan kisah indah antara Allah dan Muhammad, andai kata aku punya tongkat Musa
dan Mujizatnya, aku akan Menyingkap Misteri Lauh al-Mahfudz, dan jika aku
Dzat-Nya aku akan merubah Skenario Lauh al-Mahfudz, aku janji akan merubahnya.
Aku akan
mengeluarkan kau dari garis darah ini, atau aku keluar dari garis darah ini.
Hingga kita tiada mengenal, mengenal dengan sebutan keluarga, Sungguh sayang,
aku hanya manusia biasa. Manusia yang ingin merubah Lauh al-Mahfudz.
Bagaikan
risalah Muhammad ketika peran badr, Perang Badr diakhiri dengan
pertolongan Allah, tatkala 300an Kaum Muslimin melawan 1000 lebih pasukan Kafir
Quraisy Makkah.
Itu
kisah Muhammad, Ada misteri apa didalam peristiwa itu? Dimana sungguh tidak
mungkin barisan khalifah muslim menang dalam pertempurannya. Yah... ini adalah
skenario Allah azza wa jalla. Jika boleh bertanya seperti ini : Kenapa Allah
berkehendak demikian? Sungguh jawaban yang paling indah terdapat didalam
Al-Qur’an. Lalu jawabku yang Paling iri ialah : Karna Muhammad adalah kekasih Allah,makanya
Allah bantu muhammad :D haha logis kan. Tapi sungguh jawaban itu adalah jawaban
yang keliru, Karena aku, Manusia yang iri hati akan kisah Cinta Muhammad dan
Allah. Aku iri hati Tuhan. Aku iri.
Andaikan
aku adalah Nabi Khaidir, akan kurubah Tinta diatas kertas menjadi kertas di
atas tinta, agar kisah ini tiada pernah terjadi, tiada pernah terukir. Akan
kurubah pemikiran Filosof besar Thales yang mengatakan bahwa segalanya berasal
dari Air menjadi segalanya berasal dari Allah, tapi apa dayaku? Apakah aku
punya daya? Tidak karena La haula wala kuwwata illa billah, tiada dayaku hanya milik Allah. Lalu hadir sebuah
pertanyaan, lalu aku punya apa? Punya pilihan. Lalu apa yang harus aku pilih?
Entahlah, ini rahasia Allah. Ini zir-Nya
Saat
ini, Aku adalah manusia yang iri hati kepada Kisah Muhammad dan Allah, aku
hanya bisa berandai-andai “Mengedit Lauh al-Mahfudz didalam Microsoft Word “
dan Aku akan mencetaknya (Kebetulan di dekat kampus ada tukang print
langgananku :D) dan aku akan memajangnya di atas plafon rumah kosku, agar
nantinya menjadi sugesti hari-hariku. Yah itu adalah Pilihan. Pilihan konyol
dari manusia biasa.Andaikan aku adalah
narapidana yang divonis hukuman mati, pesan terakhirku
sebagai narapidana menjelang eksekusi adalah:
“Pakai
kos kakita kareng, basah atau tidak, katanya mau Hijrah”
Komentar Anda di rwblog.id adalah tanggapan pribadi, kami berhak menghapus komentar yang mengandung kata-kata pelecehan, intimidasi, dan SARA.
EmoticonEmoticon