9 Aliran Agama Islam Di Dalam Teologi


Pefrbedaan itu wajar sahabat Rw Blog, kenapa saya katakan wajar? karena cinta datangnya dari sebuah perbedaan untuk menyatukan sebuah perbedaan itu, haha. ok langsung saja berikut aliran-aliran dalam Telogi beserta beberapa pokok pimikirannya (sebenarnya ini adalah Tugas kuliahku waktu semester satu hehe)
Aliran dan pemikirannya di dalam teologi mata kuliah aliran islam, Aliran khawarij dan pemikiran khawarij serta  Murji'ah, qadariyah, Jabariyah, Mu'tazilah, Syiah, Maturidiyah, Asy'ariyah dan ahmadiyah Materi kuliah agama islam

Khawarij

Khawarij adalah aliran dalam teologi Islam yang pertama kali muncul. Menurut Ibnu Abi Bakar Ahmad al-Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dar imam yang hak dan telah disepakati para jama’ah, baik ia keluar pada masa Khulafaur Rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-baik[3]. Nama Khawarij berasal dari kata “kharaja” berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka yang keluar dari barisan Ali.

Khawarij adalah golongan politik yang menolak sikap Ali bin Abi Thalib dalam menerima paham penyelesaian sengketa antara Ali sebagai Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang menuntut Khalifah.Meskipun mereka semula adalah pengikut Ali, tetapi akibat politik penolakan mereka atas sikap Ali dalam paham itu.

Kelompok Khawarij pada mulanya memandang Ali dan pasukannya berada di pihak yang benar karena Ali merupakan khalifah sah yang telah di bai’at mayoritas umat Islam, sementara Muawiyah berada di pihak yang salah karena memberontak khalifah yang sah.
Dibawah ini beberapa ajaran khawarij:


  • Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.
  • Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair, dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang menerima dan mambenarkannya – di hukum kafir
  • Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng,

Murji’ah

Nama Murji’ah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan, penangguhan, dan pengharapan.Kata arja’a mengandung pula arti memberi harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah.Selain itu, arja’a berarti pula meletakan di belakang atau mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dari iman.Oleh karena itu, Murji’ah artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke hari kiamat kelak.

Aliran Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana hal itu dilakukan oleh aliran khawarij.Mereka menangguhkan penilaian terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu, dihadapan Tuhan, karena hanya Tuhan-lah yang mengetahui keadaan iman seseorang.Demikian pula orang mukmin yang melakukan dosa besar masih dianggap mukmin dihadapan mereka.


Qadariyah

Istilah Qadariyah mengandung dua arti, pertama, orang-orang yang memandang manusia berkuasa atas perbuatannya dan bebas untuk berbuat. Dalam arti ini Qadariyah berasal dari kata qadara artinya berkuasa. Kedua, orang-orang yang memandang nasib manusia telah ditentukan aleh azal. Dengan demikian, qadara di sini berarti menentukan, yaitu ketentuan Tuhan atau nasib.

Qadariyah adalah satu aliran dalam teologi Islam yang berpendirian bahwa manusia memiliki kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri intuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan. Dalam istilah inggris paham ini dikenal dengan nama free will dan free act.

pokok-pokok ajaran qadariyah adalah :
  • Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.
  • Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
  • Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan zatnya sendiri.

 Jabariyah

Nama Jabariyah berasal dari kata Arab jabara yang berarti alzama hu bi fi’lih, yaitu berkewajiban atau terpaksa dalam pekerjaannya. Manusia tidak mempunyai kemampuan dan kebebasan untuk melakukan sesuatu atau meninggalkan suatu perbuatan. Sebaliknya ia terpaksa melakukan kehendak atau perbuatannya sebagaimana telah ditetapkan Tuhan sejak zaman azali. Dalam filsafat Barat aliran ini desebut Fatalism atau Predestination.

Paham Jabariyah ini berpendapat bahwa qada dan qadar Tuhan yang berlaku bagi segenap alam semesta ini, tidaklah memberi ruang atau peluang bagi adanya kebebasan manusia untuk berkehendak dan berbuat menurut kehendaknya. Paham ini menganggap semua takdir itu dari Allah. Oleh karena itu menurut mereka, seseorang menjadi kafir atau muslim adalah atas kehendak Allah.

Diantara ciri-ciri ajaran Jabariyah adalah :

  • Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya baik yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang menentukannya.
  • Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.
  • Ilmu Allah bersifat Huduts (baru)
  • Iman cukup dalam hati saja tanpa harus dilafadhkan.
  • Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.

Mu’tazilah

Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari kata I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri ,yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri.Secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk pada dua golongan .

Golongan pertama (selanjutnya disebut Mu’tazilah I ) muncul sebagai respon politik murni. Golongan ini tumbuh sebagai kaum netral politik ,khususnya dalam arti bersikap lunak dalam menangani pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan lawan-lawannya,terutama Muawiyah,Aisyah, dan Abdullah bin Zubair.Menurut penulis ,golongan inilah yang mula-mula disebut kaum Mu’tazilah karena mereka menjauhkan diri dari pertikaian masalah khalifah. Kelompok ini bersifat netral politik tanpa stigma teologis seperti yang ada pada kaum mu’tazilah yang tumbuh di kemudian hari.

Golongan kedua (selanjutnya disebut Mu’tazilah II ) muncul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang dikalangan Khawarij dan Murji’ah akibat adanya peristiwa tahkim.Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan golongan khawarij dan Murji’ah tentang pemberian status kafir kepada orang- orang yang berbuat dosa besar.Mu’tazilah II inilah yang akan dikaji. dalam sejarah kemunculannya memiliki banyak versi. beberapa versi tentang pemberian nama Mu’tazilah kepada golongan kedua ini berpusat pada peristiwa yang terjadi antara Wasil bin Atha serta mertanya ,Amr bin Ubaid,dan Hasan Al-Basri di Basrah.Ketika Wasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Hasan Al Basri di mesjid Basrah.

Pokok-pokok ajaran Mu’tazilah
Ada lima prinsip pokok ajaran Mu’tazilah yang mengharuskan bagi pemeluk ajaran ini untuk memegangnya, yan dirumuskan oleh Abu Huzail al-Allaf :

  •  al Tauhid (keesaan Allah)
  •  al ‘Adl (keadlilan tuhan)
  • al Wa’d wa al wa’id (janji dan ancaman)
  • al Manzilah bain al Manzilatain (posisi diantara posisi)
  • amar mauruf dan Nahi mungkar.

Syiah

Syi’ah dilihat dari bahasa berarti pengikut,pendukung,partai atau kelompok, sedangkan secara terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Atau orang yang disebut sebagai ahlal-bait. Poin penting dalam doktrin Syi’ah adalah pernyataan bahwa segala petunjuk agama itu bersumber dari ahl al-bait.Mereka menolak petunjuk –petunjuk keagamaan dari para sahabat yang bukan ahl al-bait atau para pengikutnya.

Syiah adalah golongan yang menyanjung dan memuji Sayyidina Ali secara berlebih-lebihan .karena mereka beranggapan bahwa beliau adalah yang lebih berhak menjadi pengganti Nabi Muhammad SAW, berdasarkan wasiatnya. Sedangkan khalifah-khalifah seperti Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab dan Utsman Bin Affan dianggap sebagai penggasab atau perampas khalifah.

Sebagaimana dimaklumi bahwa milai timbulnya fitnah di kalangan ummat Islam biang keladinya adalah Abdullah Bin Saba’. seorang Yahudi yang pura-pura masuk islam. Fitnah tersebut cukup berhasil dengan terpecah belahnya persatuan ummat,dan timbullah Syiah sebagai firqoh pertama.[5] Kalangan syiah sendiri berpendapat bahwa kemunculan syiah berkaitan dengan masalah pengganti (khilafah) Nabi SAW. mereka menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar bin Khttab, dan Utsman bin Affan karena dalam pandangan mereka hanya Ali bin Abi Thalib lah yang berhak menggantikan Nabi. Kepemimipinan Ali dalam pandangan Syiah sejalan dengan isyarat-isyarat yang diberikan oleh Nabi SAWpada masa hidupnya. Pada awal kenabian, ketika Muhammad SAW diperintahkan menyampaikan dakwah kepada kerabatnya yang pertama-tama menerima adalah Ali bin Abi Thalib.

Beberapa ajaran-ajaran Syiah

al Tauhid

Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya bahwa allah itu ada, Maha esa, tunggal, tempat bergantung, segala makhluk, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang menyamainya. Dan juga mereka mempercayai adanya sifat-sifat Allah.

 al ‘adl

Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak melakukan perbuatan zhalim dan perbuatan buruk, ia tidak melakukan perbuatan buruk karena ia melarang keburukan, mencela kezaliman dan orang yang berbuat zalim.



Maturidiyah

Aliran Maturidiyah diambil dari nama pendirinya, yaitu Abu Mansur Muhammad bin Muhammad. Di samping itu, dalam buku terjemahan oleh Abd. Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib menjelaskan bahwa pendiri aliran maturidiyah yakni Abu Manshur al-Maturidi, kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran ini.

Selain itu, definisi dari aliran Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan argumentasi dan dalil aqli kalami. Sejalan dengan itu juga, aliran Maturidiyah merupakan aliran teologi dalam Islam yang didirikan oleh Abu Mansur Muhammad al-Maturidiyah dalam kelompok Ahli Sunnah Wal Jamaah yang merupakan ajaran teknologi yang bercorak rasional.

Jika dilihat dari metode berpikir dari aliran Maturidiyah, aliran ini merupakan aliran yang memberikan otoritas yang besar kepada akal manusia, tanpa berlebih-lebihan atau melampaui batas, maksudnya aliran Maturidiyah berpegang pada keputusan akal pikiran dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syara’. Sebaliknya jika hal itu bertentangan dengan syara’, maka akal harus tunduk kepada keputusan syara’.

1.Pokok-pokok pemikirannya :


  • Sifat Tuhan. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari
  • Perbuatan Manusia. Menurtnya, Perbuatan manusia sebenarnya di wujudkan oleh manusia itu sendiri, dan bukan merupakan perbuatan tuhan.
  • Al Quran. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari
  • Kewajiban tuhan. Menurutnya, tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.
  • Muslim yang berbuat dosa. Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari

Asy’ariyah

Pendiri aliran ini adalah Al-Asy’ari. Nama lengkapnya adalah Abu Al-Hasan Ali bin Ismail Al-Asy’ari. Menurut beberapa riwayat, Al-Asy’ari lahir di Bashrah pada tahun 260H/875M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah ke kota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324H/935M.

Al-Asy’ari menganut faham Mu’tazilah pada sampai ia berusia 40 tahun, setelah itu, secara tiba-tiba ia mengumumkan di hadapan jamaah masjid Bashrah bahwa dirinya telah meninggalkan faham Mu’tazilah dan menunjukkan keburukan-keburukannya.

Pokok-pokok pemikirannya

  • Sifat-sifat Tuhan. Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaiman di sebut di dalam Alqur’an, yang di sebut sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri diatas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.
  • Al-Qur’an, Manurutnya, al-Quran adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.
  • Melihat Tuhan, menurutnya, Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.
  • Perbuatan Manusia. Menurutnya, perbuatan manusia di ciptakan tuhan, bukan di ciptakan oleh manusia itu sendiri.

Ahmadiyah

Ahmadiyah, adalah sebuah gerakan keagamaan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) pada tahun 1889, di sebuah kota kecil yang bernama Qadian di negara bagian Punjab, India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Mujaddid, al Masih dan al Mahdi.

Para pengikut Ahmadiyah, yang disebut sebagai Ahmadi atau Muslim Ahmadi, terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ialah "Ahmadiyya Muslim Jama'at" (atau Ahmadiyah Qadian). Pengikut kelompok ini di Indonesia membentuk organisasi bernama Jemaat Ahmadiyah Indonesia, yang telah berbadan hukum sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA 5/23/13 Tgl. 13-3-1953).Kelompok kedua ialah "Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore" (atau Ahmadiyah Lahore). Di Indonesia, pengikut kelompok ini membentuk organisasi bernama Gerakan Ahmadiyah Indonesia, yang mendapat Badan Hukum Nomor I x tanggal 30 April 1930. Anggaran Dasar organisasi diumumkan Berita Negara tanggal 28 November 1986 Nomor 95 Lampiran Nomor 35.

Pokok-Pokok Ajaran Ahmadiyah Qadian sebagai berikut:


  • Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, laki-laki kelahiran Qadian, India sebagai Imam Mahdi dan Al-Masih yang dijanjikan kedatangannya di akhir zaman oleh Allah SWT.
  • Mengimani dan meyakini bahwa kitab Alquran adalah satu-satunya kitab suci.
  • Mengimani dan meyakini bahwa wahyu dan kenabian tidak terputus dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Mereka beranggapan bahwa risalah kenabian (nabi ummati/nabi pengikut Rasulullah saw. yang hanya mengikuti syariat Islam terus berlanjut sampai hari kiamat.

Selengkapnya, Ahmadiyah Lahore mempunyai keyakinan bahwa mereka:

  • Percaya pada semua aqidah dan hukum-hukum yang tercantum dalam al Quran dan Hadits, dan percaya pada semua perkara agama yang telah disetujui oleh para ulama salaf dan Ahlus-Sunnah wal Jama'ah, dan yakin bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir.
  • Nabi Muhammad SAW adalah khatamun-nabiyyin. Sesudahnya tidak akan datang nabi lagi, baik nabi lama maupun nabi baru.
  • Sesudah Nabi Muhammad SAW, malaikat Jibril tidak akan membawa wahyu nubuwat kepada siapa pun.

Komentar Anda di rwblog.id adalah tanggapan pribadi, kami berhak menghapus komentar yang mengandung kata-kata pelecehan, intimidasi, dan SARA.
EmoticonEmoticon